Wednesday, 2 December 2015

Perjuangan Hidup: NOSTALGIA DAN MISTERI DI TANGGAL 11 April 2014 - 1...

Perjuangan Hidup: NOSTALGIA DAN MISTERI DI TANGGAL 11 April 2014 - 1...: Istriku sayang.. Pada 2015 ini sudah satu tahun kita mengarungi samudra rumah tangga kehidupan menuju pulau harapan Ridla Ilahi Robbie...

NOSTALGIA DAN MISTERI DI TANGGAL 11 April 2014 - 11 April 2015



Istriku sayang.. Pada 2015 ini sudah satu tahun kita mengarungi samudra rumah tangga kehidupan menuju pulau harapan Ridla Ilahi Robbie.

Istriku sayang... satu tahun bukanlah waktu yang singkat kau sudah mendampingi hidup yang penuh suka dan duka ini, tanpa keluh kesah. Senyummu mengambang setiap hari seperti matahari yang tak pernah lelah menyinari bumi.
Satu tahun yang lalu aku hanyalah santri miskin yang tidak punya modal yang di banggakan. Dan sekarangpun sama. Satu satunya modal adalah Do’anya bapak Ibuku, Abah Ghozali, Abah Rouf, Abah dlowi saat meminta izin dan kepercayaanya serta dukungan sahabat seperjuangan untuk menikah terkait karena sudah selesai kuliah dan juga sepeda dodot merah ( Cetol) sebagai saksi bisu perantara aku izin untuk melamarmu. Akan tetapi kau, bapak dan ibumu tak melihat itu sebagai kekurangan. Kalau ingat itu, aku sungguh malu melihat kekuranganku.
Sekarang.. kita telah melewati satu tahun usia pernikahan kita. Berbagai cobaan dan ujian telah kita nikmati bersama. Selain nikmat umur, nikmat ilmu, nikmat sehat dan setelah ini kita akan di karuniai anak,  Insya Allah semoga sholeh atau sholehah dan semoga di mudahkan saat kelahirannya nanti serta  Semoga doa doa anak anak kita terkirim saat kelak kita di alam barzah. Karena itu mari kita didik anak yang akan lahir ini dengan tauhid yg mantab, aqidah yg kuat dan akhlak yg terpuji.

Istriku.. Alhamdulillah.. .walau hasil masih pas pasan tapi kau selalu mensyukuri dan tak pernah sedikitpun terdengar oleh telingaku keluh kesahmu karena pernah terhimpit ekonomi. Rumah yang kita tempati sekarang merupakan keberkahan pengabdian selama di pesantren bahkan sampai sekarang aku masih mengabdi karena rumah itu disewakan dengan gratis, untuk kita bernaung di bawah dari terik matahari, menghindar dari derasnya air hujan serta menahan dari dinginnya angin malam.  Engkau selalu meyakinkanku akan rizqi Ilahi yang kita tidak akan sanggup mensyukurinya apalagi harus menghitungnya, Selain itu Kita juga punya ulama sebagai panutan, punya sahabat orang orang sholih yg lembut hati dan manis budinya. Punya tetangga yg baik dan kawan2 yg menyenangkan. Meskipun emas, intan, berlian tak ada di locker lemari rumah kita. Meski tabungan kita saldo nya tak beranjak naik karena seringnya diambil daripada diisi.

Istriku.. Semua yg kita dapatkan sekarang semata mata karena pertolongan Allah.. Ya.. Semata mata pertolongan Allah.. Karena itu marilah tak henti hentinya kita lantunkan puji syukur Alhamdulillah..
                 
Semoga di sisa umur kita yg mungkin tinggal beberapa tahun lagi untuk menyiapkan rumah kita di akhirat. Cukuplah sudah rumah sewaan gratis yg di dunia seperti ini. Yg penting tidak bocor dan bisa untuk istirahat.
Cukuplah tabungan kita adalah anak anak kita yg kelak akan lahir ini kita didik menjadi pendiri shalat, pemberi zakat, pecinta puasa, penebar kebaikan, pecinta Quran, dan pengamal sunnah. Tak perlu kita haruskan untuk menjadi ini itu.
Semoga kau sehat dan sabar mendampingiku dan menjadi sahabat dalam mengantarkan anak anak kita menjadi hamba yg diridloiNya :: smile emotikon
Sumberberas, 12 April 2015

HAKEKAT PANDAI DAN CERDAS



Kepandaian dan kecerdasan merupakan pancaran Ilmu dan pengetahuan, karena Ilmu adalah cahaya hati, dengan Ilmu, Beban hidup menjadi ringan dan kerumitan hidup menjadi terang. Ilmu mampu menembus kesamaran dan mampu menyingkap semua hal yang tersembunyi. Dengan ilmu hati senantiasa dalam kedamaian dan ketentraman.
Sirnanya ilmu dalam diri mengakibatkan terjebaknya otak dalam kebodohan. Dan kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, kehampaan raga dan kebosanan, karena hari harinya monoton tanpa ada hal yang menarik untuk mampu di hasilkan. Hari hari semakin menambah beban kehidupan dan jalan keluar menjadi suram karenanya. Dengan kebodohan keinginan memecahkan masalah berubah menjadi semakin bermasalah, sebab tiadanya pengertian akan hakekat persoalan dan akar masalah. Laksana petani tanpa ilmu yang mencoba memperbaiki pesawat terbang. Hari – harinya terlilit masalah tanpa sedikitpun mampu terlepas dari masalah.
Pada umumnya, orang orang mengidentikan kebodohan dengan jauhnya rapor dan ijazah sekolah dari angka – angka Sembilan. Serta buruknya ingatan seseorang terhadap rumus rumus matematika dan fisika. Sedangkan kepandaian biasanya diidentikan dengan seseorang yang di atas rak rak kamarnya berdiri sederetan piala dan di dinding dinding kamarnya bergantungan berbagai jenis sertifikat dan piagam penghargaan.
  Padahal pandai bukan ketika dia mampumenghafalkan semua teori teori keilmuan, atau mampu menghafalakan semua nama nama presiden di dunia. Akan tetapi ukuran kepandaian sebenarnya adalah sejauh mana keilmuaanya dapat mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan bai umat manusia kepnadaian tidak  di ukur dari sekolah negri, swasta dalam negri maupun di luar negri, melainkan, kepandaian di ukur setelah lulus sekolah, yaitu kontribusi apa yang dapat di berikan pada bangsa dan agama ? atau dapatkah keilmuannya diserap oleh kehidupan ? pandai bukan ketika menjadi juara kelas, namun kepandaian kepandaian di ukur setelah membuktikan dapat mencerdaskan orang lain. Sebagaimana kelezatan  makanan bukan diukur ketika makanan itu sudah lumer  di dalam mulut. Dan kemudian mampu menghasilkan energy untuk keberlansungan kehidupan.
Orang bodoh adalah orang yang selalu mencari pekerjaan, sedangkan orang cerdas adalah seseorang yang mampu menciptakan peluang kerja bagi dirinya, terlebih bagi yang lainnya. Pada akhirnya. Bukanlah seseorang itu dikategorikan pandai. Jika dengan kepandaiannya selalu menciptakan masalah. Dantidak ada kebaikan dari kepandaian jika tidak ada pengamalan dan kemanfaatan.  ( anda jauh dari sikap bijaksana bila keserakahan untuk menghimun harta sebanyak mungkin dengan   mengabaikan derma atau kezuhudan anda terhadap dunia sehingga niatan sama sekali untk menghimpun harta, hingga terjebakpada meminta minta).

Wednesday, 11 November 2015

TERJEBAK DALAM GELAR

Banyak orang bersedih dan merasa berdosa atau lebih tepatnya menyesal ketika berada dalam sebuah pekerjaan atau aktifitas yang tidak sesuai dengan status dan gelar yang dimilikinya, walaupun telah dengan jati dirinya. Sebagaimana seorang sarjana Matematika yang merasa bersalah dan menyesal ketika harus terjun di pertanian. Dan seorang SARJANA EKONOMI SYARI'AH telah hancur hidupnya lantaran menjadi GURU SENI BUDAYA dan tidak bekerja di balik meja kantor perusahaan ternama Yakinlah! Bahwa pemahaman anda terhadap kesempatan tidaklah lebih baik dari pada pemahaman kesempatan .terhadap diri anda. Nikmatillah jika anda berada dalam sebuah aktifitas karena kesempatan telah memberikan hal tersebut kepada anda. Jika anda merasa telah terbebani dengan sebuah status atau gelar dan karenanya anda kurang jeli menggali potensi diri sejak dini, maka anggap saja itu sebuah kesalahan yang perlu diperbaiki pada saat ini, sebuah gelar, dan predikat hanyalah pemberian manusia terhadap anda, bukan merupakan apa yang dibutuhkan kesempatan kepada anda. Anda mungkin tidak mengetahui berapa banyak jumlah sarjana ekonomi yang di keluarkan universitas dibanding dengan berapa jumlah kebutuhan perusahaan terhadap sarjana ekonomi. Kesempatan ibarat merdunya alunan gemercik air yang disediakan oleh alam kepada anda. Ketika anda ingin mendengarkan kesyahduannya, anda tidak perlu mempertanyakan status dan gelar anda. Apakah anda seorang raja atau rakyat jelata? Yang diutuhkan han yalah keterbukaan hati anda mendengarkan dan menerima setiap kesempatan yang di berikan Allah kepada Anda. Jadi, jika anda ingin mendapatkan kebahagiaan dan ingn di terima oleh alam, saya sarankan tinggalkan sejenak segala predikat yang anda miliki untuk sesaat mendengarkan kesempatan yang dayang untuk kemudian meraihnya. Sikap terbaik dalam hidup ini adalah raihlah setiap kesempatan yang hadir selama anda merasa enjoy di dalamnyadan sesuai dengan jati diri anda. Jika anda seorang raja, jangan sungkan melepas mahkota lantaran sedang kegerahan berada di bawah terik matahari